Tatkala Sepakat Membungkam Tanya
Barang sebentar, Rintik hujan kian menggila. Genangan terus menganga, Menatap cemburu pada surya yang malu-malu. Tanahku basah, Jalananku becek, Tapi rasaku perlahan diterima. Tatkala sepakat membungkam tanya, Nyaliku makin garang. Sayonara mengahantar natal, Lewat pesan yang membangun imajinasi. Perlahan dekat lalu dekap, Perlahan risih lalu risau, Perlahan jangan lalu iya, Barang sebentar, Dia menerima inginku. Dia adalah inginku, Akhir menutup jejak abu-abu, Setelah persimpangan digang buntu. Logika berontak untuk menunggu, Jejak ingin yang kian bermuara. Selepas pesan berkata 'sepakat', Rasaku kembali temukan asa. Barang sebentar, Dia adalah hari ini dari esok ku di hari kemarin. Dia milikku, Bukan milikmu, Bukan milik kita, Bukan milik mereka. Dia adalah pribadi, atas nama ingin untuk dimiliki. Kupang, 26 Desember 2019. Kevhin Marden