Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Tatkala Sepakat Membungkam Tanya

Gambar
Barang sebentar,  Rintik hujan kian menggila. Genangan terus menganga,  Menatap cemburu pada surya yang malu-malu. Tanahku basah, Jalananku becek, Tapi rasaku perlahan diterima. Tatkala sepakat membungkam tanya, Nyaliku makin garang. Sayonara mengahantar natal, Lewat pesan yang membangun imajinasi. Perlahan dekat lalu dekap, Perlahan risih lalu risau, Perlahan jangan lalu iya, Barang sebentar, Dia menerima inginku. Dia adalah inginku, Akhir menutup jejak abu-abu, Setelah persimpangan digang buntu. Logika berontak untuk menunggu, Jejak ingin yang kian bermuara. Selepas pesan berkata 'sepakat', Rasaku kembali temukan asa. Barang sebentar, Dia adalah hari ini dari esok ku di hari kemarin.  Dia milikku,  Bukan milikmu, Bukan milik kita, Bukan milik mereka. Dia adalah pribadi, atas nama ingin untuk dimiliki. Kupang, 26 Desember 2019. Kevhin Marden

Sudah Berapa Banyak Dosa Yang Diperbuat?: Refleksi Batin Masa Adven

Gambar
Bicara tentang kebebasan di era sekarang tentunya sangat berkaitan erat dan disambut baik oleh para kawula muda. Kebebasan yang sudah merujuk pada kata "liar", menjadi momok yang menyenangkan untuk dinikmati. Aturan yang mengatur tentang kebebasanpun sepertinya masih kurang untuk memberi efek jera. Saya mengutip kalimat dari Prof. Mahfud MD, beliau pernah mengatakan bahwa "kebebasan yang tidak dibatasi akan menjadi liar". Disini beliau sudah begitu kwatir dengan kebebasan yang diadopsi oleh negara kita. Dikalangan pemuda dan pemudi kebebasan menjadi suatu hal penting dan tentunya menjadi suatu angin segar dalam membangun suatu 'hubungan'. Rentetan alur kedekatan yang membuat mereka begitu saling terbuka. Atas nama cinta dan sayang, harga diripun digadaikan. Atas nama kekasih (pacar), segala hal yang sifatnya private pun perlahan dibuka. Atas nama cinta, atas nama sayang, kebebasan adalah suatu kesalahan. Dalam minggu biasa ke 32 (jika saya tidak salah i...

Kesalahan Kita Dan Penghakimanmu

Gambar
Bagaimana kamu mengatasi kesalahan? Atau bagaimana kamu mengatasi kesalahan yang pernah ia lakukan? Dan bagaimana jika kesalahan yg terjadi hanya sebuah kesalapahaman atau sebuah ketidak sengajaan? Yah... kita hanya seonggok kata manusia yg berbudi. Namun, sesunggunya kita adalah manusia yang berbudi dan budi itu tidak sempurna. Bahkan selamanya hingga ajal menjadi akhir, dan pijakan kita letih hingga berbaring abadi, budi pun tak akan sampai sempurnah. Kesalahan menjadi suatu yang istimewa bagi kita. Sebap dari sanalah kita dapat membenah diri, budi, dan hati. Namun, tetap bergantung pada respon dalam menyikapi kesalahan. Mungkin begitu sedikit pertimbangan dari diriku tentang kesalahan, yang sesungggunya kesalahan selalu ada, sebap budi tidak pernah sempurnah. Yahh... aku seorang yang sama sepertimu. Sebap budiku dan budimu tidak sempurnah seperti yang kita harapkan dan impikan. Namun, aku pun sama sepeetimu, ingin membenah dan menjadi baik berkat pembelajaran dari setiap k...

Mahasiswa, Ubah Pola Pikirmu

Gambar
Mahasiswa generasi Z. Kita dipanggil generasi Z, sebutan untuk generasi yang lahir di era kemajuan dunia yang luar biasa. Tidak bisa di hindari lagi bahwa kenyataan itu benar-benar di rasakan oleh kita. Mahasiswa generasi Z, pasti yang ada dalam pikiran orang tua kita adalah kita generasi yang loyal pada banyak pilihan. Kita menjadi generasi yang tidak mudah untuk di pengaruhi. Suatu predikat yang baik. Dilingkungan masyarakat mahasiswa di kenal sebagai sosok yang mulia, sekelompok makhluk akademis yang tak perlu diragukan inteleknya. Dihadapan mahasiswa generasi Z, segala harapan di bebankan. Mahasiswa di tuntut untuk menjadi sosok pribadi yang berkarakter baik. Hal ini menyadarkan mahasiswa untuk tidak perlu berlarut terlalu lama dalam zona nyamannya. Hari ini,tantangan terbesar generasi Z adalah lahirnya industri 4.0. Revolusi industri yang memasuki vase ke-4, tentu ini akan menjadi pekerjaan rumah yang sulit bagi mahasiswa. Tak lagi ada kata santai, tak lagi ada istilah "ni...

Mama...Natal Su Dekat o.

Gambar
Sekarang sudah memasuki masa adven, dan tentunya ini menjadi pertanda bahwa hari natal akan tiba. Semua umat katolik sibuk mempersiapkan diri menyongsong hari natal. Pohon natal didekorasi hingga semenarik mungkin. Tak kalah juga dengan kandang natal yang dihiasi dengan lampu khas natal. Kaum muda dan tua sibuk menyibukkan diri menyambut natal. Mama, natal su dekat... Ini yang kesekian kalinya aku merayakan natal jauh dari rumah. Seperti biasa, kegelisahan karena rindu akan suasana natal dirumah tentunya selalu bergema dalam pikiran. Bukan karena tak ingin natal dirumah, bukan karena tak rindu dengan suasana natal dirumah, bukan karena tak rindu kue natal buatan mama, tapi karena tugasku belum selesai. Aku merantau, seperti pemuda lainnya yang seumuran denganku. Natal tanpa rumah, natal tanpa mama, jujur ini hal yang paling menyakitkan bagi seorang perantau. Mama, sebanyak apapun hal unik yang aku temukan dikota ini, tak bisa menandingi keunikan senyum yang tulus dari mama saat nata...

Itu Adalah Jejak, Karena Keikhlasan.

Gambar
Jika hari ini aku mengecup keningmu, Pastikan kau tahu bahwa itu bukan nafsu. Jika hari ini aku menggenggam erat jemarimu, Pastikan kau tahu bahwa itu bukan genggaman berhasrat. Itu bentuk ekspresi untuk sebuah apresiasi. Namun sayang, kau justru menolak itu. Jika hari ini aku melepaskanmu, Pastikan kau tahu bahwa itu bukan keikhlasan. Jika hari ini aku tak lagi menyapa pagimu, Pastikan kau tahu bahwa itu bukan ke-egoan. Itu adalah ekspresi untuk suatu kedewasaan. Bahwa akan ada awal, Dan akan ada akhir. Itulah jejak untuk suatu hubungan. Kupang, 20 Maret 2030 Kevhin Marden

Xaverian, Apa Kabarmu Kini?.

Gambar
Enam (6) tahun yang lalu, tepatnya tahun 2013 aku mulai merangkai cerita di sebuah almamater yang bernama SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng. Sebuah lembaga pendidikan yang bernaung langsung dibawah yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai (SUKMA) pusat keuskupan Ruteng. Lembaga pendidikan yang menyabet status sebagai salah satu sekolah swasta favorit di zaman itu. Kalian pasti tau lah bagaimana kualitas lembaga pendidikan ini. "Xaverian", begitu kami para makhluk culun yang menimba ilmu di lembah ini menyebutnya. Makhluk culun dengan latar belakang yang beragam dipadu dengan hijaunya taman di Xaverian membuat hubungan diantara kami menjadi begitu akrab dan penuh kekeluargaan. Tak ada sekat yang membuat kami merasa begitu jarak. Semua begitu dekat. Dengan staf guru, pegawai maupun romo kepala sekolah sekalipun hubungan itu terasa dekat. Bagaimana tidak, disetiap paginya kami selalu dikumpulkan disebuah lapangan mini depan ruangan guru untuk mendengar sapa pagi dan doa bersam...

Desember Pilu

Gambar
Ada yang aneh diawal Desember kali ini, Perihal kau yang tak lagi menyajikan kopi. Katamu kopi itu sudah basi, Tapi kau lupa dengan candu yang nikmat. Imajimu kini liar, Seliar rinduku yang tak lagi kau mengerti. Mengurut kepiluan dari Desember, Rasa-rasamu perlahan mengantar ego. Desember pilu, Kabut yang ada diawal bulan ini, Mengulik rindu yang terkapar keabu-abuan. Lalu kau tertawa, Lalu aku terdiam. Lalu kau menjauh, Lalu aku perlahan mundur. Lalu kau dengannya, Lalu aku sendiri. Akh, Desember memang pilu. Persimpangan, 02-Desember-2019. Kevhin Marden