Mama...Natal Su Dekat o.
Sekarang sudah memasuki masa adven, dan tentunya ini menjadi pertanda bahwa hari natal akan tiba. Semua umat katolik sibuk mempersiapkan diri menyongsong hari natal. Pohon natal didekorasi hingga semenarik mungkin. Tak kalah juga dengan kandang natal yang dihiasi dengan lampu khas natal. Kaum muda dan tua sibuk menyibukkan diri menyambut natal.
Mama, natal su dekat...
Ini yang kesekian kalinya aku merayakan natal jauh dari rumah. Seperti biasa, kegelisahan karena rindu akan suasana natal dirumah tentunya selalu bergema dalam pikiran. Bukan karena tak ingin natal dirumah, bukan karena tak rindu dengan suasana natal dirumah, bukan karena tak rindu kue natal buatan mama, tapi karena tugasku belum selesai. Aku merantau, seperti pemuda lainnya yang seumuran denganku. Natal tanpa rumah, natal tanpa mama, jujur ini hal yang paling menyakitkan bagi seorang perantau.
Mama, sebanyak apapun hal unik yang aku temukan dikota ini, tak bisa menandingi keunikan senyum yang tulus dari mama saat natal su dekat. Seindah apapun dekorasi pohon natal dan kandang natal dikota ini, tak bisa menanding keunikan pohon natal dan kandang natal yang ada didepan rumah kita. Disini beda, ma. Kue natal dikota ini memang enak, tapi tak seenak kue racikan mama.
Mama, aku ingin pulang untuk merayakan natal dirumah. Disini aku menjadi bocah malang yang hanya bisa menatap keseruan natal orang-orang dikota ini. Mereka tertawa penuh bahagia, euforia natal begitu pekat terlihat dari aura wajah mereka. Tapi aku, aku menjadi orang asing yang kehilangan makna natal. Kata mama, merantaulah nak agar kamu tau makna hidupmu. Ma, hari ini aku ingin memberitahukan kepada mama, bahwa disini aku menjadi orang kecil tanpa makna. Aku menjadi orang kecil yang ketika pulang gereja harus mencari teman sesama perantau untuk sekedar menghilangkan kegelisahan karena rindu makna natal dirumah. Aku menjadi orang kecil yang selalu berdoa agar natal segera berlalu. Yang walaupun aku tahu, bahwa ini hal yang tak mungkin terjadi. Aku cemburu, ma.
Mama,, natal su dekat.
Mama tau ka, hal apa yang paling aku rindukan ketika menjelang natal seperti ini?. Sa rindu sibuk bersih rumah, ganti kain gorden jendela, bersih taman, bersih kompor dan tentunya bersih itu oven pemanggang kue. Aduh mama e, saa rindu sekali...
Dan satu hal lagi ma, sa rindu mama telpon dan bilang “anak, mama su kirim uang untuk belanja natal tadi e”. Huuu mama aku ingin pulang.
Kupang, 20 Desember 2019
Kevhin Marden
Mama, natal su dekat...
Ini yang kesekian kalinya aku merayakan natal jauh dari rumah. Seperti biasa, kegelisahan karena rindu akan suasana natal dirumah tentunya selalu bergema dalam pikiran. Bukan karena tak ingin natal dirumah, bukan karena tak rindu dengan suasana natal dirumah, bukan karena tak rindu kue natal buatan mama, tapi karena tugasku belum selesai. Aku merantau, seperti pemuda lainnya yang seumuran denganku. Natal tanpa rumah, natal tanpa mama, jujur ini hal yang paling menyakitkan bagi seorang perantau.
Mama, sebanyak apapun hal unik yang aku temukan dikota ini, tak bisa menandingi keunikan senyum yang tulus dari mama saat natal su dekat. Seindah apapun dekorasi pohon natal dan kandang natal dikota ini, tak bisa menanding keunikan pohon natal dan kandang natal yang ada didepan rumah kita. Disini beda, ma. Kue natal dikota ini memang enak, tapi tak seenak kue racikan mama.
Mama, aku ingin pulang untuk merayakan natal dirumah. Disini aku menjadi bocah malang yang hanya bisa menatap keseruan natal orang-orang dikota ini. Mereka tertawa penuh bahagia, euforia natal begitu pekat terlihat dari aura wajah mereka. Tapi aku, aku menjadi orang asing yang kehilangan makna natal. Kata mama, merantaulah nak agar kamu tau makna hidupmu. Ma, hari ini aku ingin memberitahukan kepada mama, bahwa disini aku menjadi orang kecil tanpa makna. Aku menjadi orang kecil yang ketika pulang gereja harus mencari teman sesama perantau untuk sekedar menghilangkan kegelisahan karena rindu makna natal dirumah. Aku menjadi orang kecil yang selalu berdoa agar natal segera berlalu. Yang walaupun aku tahu, bahwa ini hal yang tak mungkin terjadi. Aku cemburu, ma.
Mama,, natal su dekat.
Mama tau ka, hal apa yang paling aku rindukan ketika menjelang natal seperti ini?. Sa rindu sibuk bersih rumah, ganti kain gorden jendela, bersih taman, bersih kompor dan tentunya bersih itu oven pemanggang kue. Aduh mama e, saa rindu sekali...
Dan satu hal lagi ma, sa rindu mama telpon dan bilang “anak, mama su kirim uang untuk belanja natal tadi e”. Huuu mama aku ingin pulang.
Kupang, 20 Desember 2019
Kevhin Marden
Komentar
Posting Komentar