Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Rumah Kita Memang Beda

Gambar
  Impianmu adalah wanita berjilbab. Sementara impianku adalah dia yang direstui ayah bunda. Sayang, aku tidak mungkin menjadi wanita impianmu. Aku tidak akan mengubah diriku untukmu, karena aku sangat mencintai Tuhanku. Dia yang disalib untukku. Jikapun aku memutuskan berubah sebelum direstui ayah bundaku pasti akan terluka lebih dulu. Apa katamu? Biar aku saja yang mengganti wanita impianmu? Bagaimana? Rumahku adalah Gereja. Rumahmu adalah Masjid. Mungkin kita bisa memilih beberapa opsi, tetapi kita tidak bisa tinggal di dua rumah yang berbeda jika kita telah dipersatukan. Jika dua rumah dilebur menjadi satu, akan ada yang harus dikorbankan. Dan tepat dititik itupula aku tak mau menjadi korban. Atau seperti ini? Dalam Alkitab ada tertulis. Laki-laki akan meninggalkan rumahnya dan bersatu dengan istrinya. Tetapi jika meninggalkan rumahmu artinya meninggalkan Tuhanmu. Sayang aku tidak ingin menyakitimu. Aku juga tidak ingin kau menyakiti orang-orang yang kau cintai dan menci...

ANASTASYA 2

Gambar
  Malam itu, kita duduk berdua disebuah kedai kopi ditepi jalan. Kau yang menyarankan aku untuk mampir dikedai itu. Katamu, kau ingin tau situasi kedai yang membuatku bisa menuliskan banyak hal dari sana. Kedai itu memang sepi, cuma ada beberapa orang pengunjung lain yang sibuk menatap layar. Entah apa yang mereka lihat dari layar itu. Kita sama-sama tidak tahu tentunya. Obrolan kita makin mengalir, beriringan dengan suara bising kendaraan yang lalu lalang dikeramaian kota. Obrolan kita makin menarik, sambil sesekali menyeduh kopi dari cangkir putih yang diantarkan seorang gadis pelayan kedai. Kita berbicara mulai dari isi pembicaraan yang menguras isi kepala hingga sampai pada pembicaraan yang sekedar basa basi. Kau terlihat menawan dan aku yang makin kikuk dihadapanmu. Sesekali asap rokokku berembus disela obrolan kita. Melayang ditengah langit-langit atap lalu hilang ditengah cakrawala. Kau memintaku untuk menceritakan isi buku pertama dan keduaku. Kau begitu sigap dengan pu...

2004 KILO METER

Gambar
        Kisah kita terlalu tidak mungkin, karenanya meski baru setuju untuk menjalani, aku sudah mendesain cerita kita pamit. Terbentang 2004 KM jarak di antara kita. Kamu jauh di barat Indonesia, aku berada di kawasan tengah. Kita beda budaya, aku menganut budaya timur dan kamu mengamalkan budaya barat. Kita juga memiliki zona waktu berbeda. Sepele, hanya sejam bedanya. Namun, bila kamu bangun kesiangan, aku harus sabar menahan rindu menunggu kamu memberi kabar. Aku yang harus lebih dulu menghubungi, sebab aku selalu lebih dulu merindu. Aku juga harus berbagi waktu dengan Tuhanmu, kamu harus melayani Tuhanmu ditengah kita bercerita. Ah lagipula memang tidak banyak yang bisa kita bahas. Kita masih terlalu asing untuk satu sama lain. Bahkan tak ada yang spesial tentang cara kita bersua. Kisah kita terlalu tidak mungkin. Aku dan kamu memuja Tuhan dengan cara yang berbeda. Aku bukannya enggan mengakui bahwa Tuhan itu Esa. Aku hanya terlalu mencintai ayah bunda. Saya...

ANASTASYA

Gambar
  "Seandainya si buta bisa melihat, si tuli bisa mendengar dan si lumpuh bisa berjalan, mungkin kita tak akan sekaku ini" Kata sang gadis memecah keheningan di malam ini. "Memang apa yang salah dengan malam ini? Kenapa kita terkesan saling menjauh?" Suara riuh yang perlahan merendah menuntaskan kegelisahan sang gadis. Malam memanglah demikian, diantara cahaya bulan dan bintang, diantara ringkikan jangkrik dan siungan nyamuk, mematahkan gejolak yang enggan bertepi dari sebuah mimpi. "Bagaimana jika malam ini adalah gelap terakhir yang aku lihat? Maukah kau menjadi seorang yang bertanggungjawab dihadapan sang Tuhan?" Suara sang gadis dengan kerasnya melurus dalam gendang telinga kananku. Aku menatapnya dengan lekat nan dalam. "Berhentilah membual, cerita hidupmu tak akan berhenti sampai disini. Disana, kau akan tetap berjalan sampai disana. Tuntaskan mimpi-mimpimu, sebab di ujung kota ada seseorang yang menanti hasil dari mimpimu." Sang g...