2004 KILO METER
Kisah kita terlalu tidak mungkin, karenanya meski baru setuju untuk menjalani, aku sudah mendesain cerita kita pamit.
Terbentang 2004 KM jarak di antara kita. Kamu jauh di barat Indonesia, aku berada di kawasan tengah. Kita beda budaya, aku menganut budaya timur dan kamu mengamalkan budaya barat. Kita juga memiliki zona waktu berbeda. Sepele, hanya sejam bedanya. Namun, bila kamu bangun kesiangan, aku harus sabar menahan rindu menunggu kamu memberi kabar. Aku yang harus lebih dulu menghubungi, sebab aku selalu lebih dulu merindu. Aku juga harus berbagi waktu dengan Tuhanmu, kamu harus melayani Tuhanmu ditengah kita bercerita. Ah lagipula memang tidak banyak yang bisa kita bahas. Kita masih terlalu asing untuk satu sama lain. Bahkan tak ada yang spesial tentang cara kita bersua.
Kisah kita terlalu tidak mungkin.
Aku dan kamu memuja Tuhan dengan cara yang berbeda. Aku bukannya enggan mengakui bahwa Tuhan itu Esa. Aku hanya terlalu mencintai ayah bunda. Sayangnya mereka konservatif. Aku tidak yakin mereka merestui kisah berliku yang kupilih.
Aku tidak ingin bermain-main dengan cinta.
Tapi aku juga tidak rela rasa ini menguap
sebelum mengalir sayang. Ah mungkin aku terlalu lama kesepian. Aku takut ini hanya tipuan hormon dan reaksi kimia. Rasa yang menggebu-gebu ini terlalu dini. Berkali-kali kuingatkan diri "Jangan baper!"
Aku terus bersikap defensif, agar aku tidak terluka dan menjadi luka. Aku tidak percaya kisah ini akan berjumpa. Jikapun berpisah janganlah menjadi luka. Aku ragu tapi belum mau berhenti maju. Seperti katamu "jalani saja dulu."
Kupang, 24 November 2020
Yani Muku

Komentar
Posting Komentar