Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Menanti Wajah Baru HIMPMASPA

Gambar
Diujung jalan diawal persimpangan, Sunyi berbisik menyapa kalbu. Mengawal temu mengukir asa, Untuk sekumpulan ide yang kian terpatri. Jam dinding berdentang, Era baru kan segera dimulai. Pena ditangan kiri, Kertas ditangan kanan. Diatas meja reot itu, Legalisasi jabatan dimeteraikan. Pemimpin baru, Jiwa baru, Konsep baru, Kami menanti komandomu. Jangan hanya ber-retorika, Karena kami tak butuh kata. Jangan hanya berteori, Karena kami tak mau ber-imajinasi. Berhenti mencari rasa, Mulailah mengumpul masa. Karena HIMASPA membutuhkan kau, aku dan mereka. Uwa te tu'a, Toko kraeng tu'a, To'o ata uwa. (Utete teka tau) Kevin Marden, 18 Mei 2019

MAHASISWA BERHENTI BERDIAM DIRI

Gambar
Diera kemajuan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi (IPTEK) yang kian pesat ini, masyarakat kita sedang dihadapkan pada pergolakan zaman yang makin hari makin memanas. Segala bentuk perubahan sikap dan tingkah laku masyarakat sangat erat kaitannya dengan kemajuan IPTEK. Banyak masyarakat kita yang mulai melupakan budaya daerah nya sendiri. Westernisasi adalah istilah paling top yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Melihat kemajuan ini, arah kehidupan masyarakat yang sudah mulai bergeser memunculkan satu pertanyaan. Yaitu siapa yang akan menjadi agen perubahan yang berani untuk mengatasi keresahan ini?. Jawabannya adalah Mahasiswa. Bukan Pemerintah!. Mahasiswa adalah sekelompok manusia ilmiah yang berkarakter baik dan patut diteladani. Mahasiswa (sekelompok orang) yang dianggap sangat idealis oleh publik. Eksistensi mahasiswa dimata masyarakat adalah sebagai agen perubahan. Masyarakat menaruh penuh harapan di pundak mahasiswa tentang bangsa dan negara ini. Harapan ...

Aku Hanya Pemeran Antagonis

Gambar
Aku Hanya Seorang pengamat, Untuk canda yang kau lepas bersama dia. Aku hanya seorang pendengar, Untuk curhatan gelisah darimu tentang dia. Aku hanya pemeran antagonis, Untuk cerita fiksi antara kita. Kau adalah gadis yang bertuan, Senyuman yang bak mentari pagi dalam mimpi panjangku malam tadi. Membuat aku enggan untuk melepas malam. Racikan kopi di cangkir usang, Kau suguhkan untuk dia. Aku hanya pengamat untuk kenikmatan kopi kalian. Terkadang aku egois ingin memilikimu, Aku memaksa kisah untuk kita, Tapi aku terlanjur tau segalanya tentang kau dan dia. Aku kecewa, Tapi aku hanya pemeran antagonis, Untuk kau, dan untuk dia. Disepertiga Jam- Kupang, 09/05/2019. Kevhin Marden