Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Aku Ingin Kau. Karena Kaulah Inginku

Gambar
Mengenalmu adalah hal terbenar yang pernah aku ketahui. Sekalipun hujan diawal tahun ini begitu liar merusak mood mu, tetapi ketahuilah bahwa dari hujan aku paham tentang segala yang jatuh harus disyukuri. Begitu pula dengan aku yang jatuh pada parasmu. Aku mensyukuri hal itu. Kau cantik, secantik cahaya lampu-lampu berwarna dijalanan panjang kota ini. Lampu-lampu berwarna yang membuatku betah dan enggan melangkah keluar dari jalanan tentangmu. Tentangmu yang di tiga perempat tahun ini datang dalam tulisan kata 'kita'. Aku ingin memilikimu. Setiap hal yang baik pasti akan selalu disayangi banyak orang. Tetapi belum tentu ingin untuk dimiliki. Lain halnya kau untukku. Aku menyayangimu dan aku juga ingin untuk memilikimu. Memilikimu yang seutuhnya tanpa perlu mempertimbangkan untung dan rugi dari kata memiliki. Itulah ketulusan. Kau adalah awal untuk menulis rindu Perihal berbicara tentang sayang, perihal berbicara tentang ketulusan, pasti akan selalu berkaitan erat deng...

Bagaimana Mungkin?.

Gambar
Bagaimana mungkin, Ombak yang datang ketepi pantai mengehempasku?. Bagaimana mungkin, Kopi yang hangat, dengan racikan paling pas aku abaikan?. Bagaimana mungkin, Ingin yang datang lalu aku memilih menepisnya?. Bagaimana mungkin, Catatan usang diatas kertas lusuh itu aku buang?. Bagaimana mungkin, Rasa yang tulus kau anggap hanya sebagai omong kosong?. Bagaimana mungkin, Niat yang jujur kau anggap klasik?. Bagaimana mungkin, Kau memaksaku untuk melepaskanmu, Sementara aku dan kau tahu bahwa semuanya tak akan semudah itu untuk dilupa. Bagaimana mungkin?.. Kupang, 03 Januari 2020 Kevhin Marden

Siapakah Aku Dihadapanmu?.

Gambar
Apakah cerita ini akan mengisahkan kisah kita?. Yah...kisah kita yang kemarin baik-baik saja, namun sekarang mulai usang. Tertumpuk bisu pada kolom-kolom bait yang pernah detil kuceritakan tentang kita. Saat dimana aku selalu pandai menjilat kata dan makna pada setiap cerita kita diwaktu itu. Namun, kini hanya tinggal aku. Apakah mungkin selamanya aku hanya mengisahkan kisahmu?. Padahal tak sejengkal kabarpun kini kudengar dan tau keadaanmu. Kau bahkan ingin menghilang dari segala aspek yang menyentuh kisahku. Sementara kenangan lama kita telah kau abaikan dan menelantarkannya padaku yang masih sadar bahwa melupakan kita adalah hal yang tak mungkin bisa dilakukan. Atau mungkinkah aku hanya sebagian kecil dari cerita panjang dalam hidupmu. Sebagian kecil yang mungkin saja tak pernah kau anggap ada. Sementara aku begitu yakin bahwa denganmu aku pernah menulis kata, menyunting lalu memotret setiap alur, layaknya seorang penenun kata yang hebat. Atau mungkinkah, aku hanya dianggap sepe...