Postingan

Kupang Itu Cantik, Titik!

Gambar
Sudah lebih dari 8 tahun saya di kota ini, pahit, manis, asin, asam,  panas, dingin hampir sudah dirasakan semua. Jangan tanya apa pahit, manis, asin dan asamnya, karena nanti ini tulisan akan jadi panjang. Mari nona, kita kerucut di panas dan dinginnya ini kota saja. Kota Kupang itu panasnya luar biasa, sepertinya matahari selalu ada tepat dan dekat diatas langit Kupang. Jangan bilang pakai kipas angin untuk halau itu panas, saya sudah coba berulang-ulang kali pakai itu barang, itu angin yang dia hasil dari putar-putar itu angin panas, bukan angin dingin. Dan tentu nona tau, puncak panasnya Kupang terjadi di bulan Oktober. Nah itu dia pu panas bisa bikin oleng, ko jan coba cari masalah kalau lagi panas begitu nona e. Bahaya. Kalau sudah panas, tentu saja dia punya kawan baik adalah abu. Apalagi proyek jembatan kembar Liliba belum rampung, co nona pi lewat situ su. Kalau nona jalan den sepeda motor dan nona pakai celana pendek, siap su bulu kaki dorang bukan hitam tapi kuning. Beg...

Hanya Ingin Engkau Tau

Gambar
  Bahwa pada malam yang akan menutup segala angan, dan pada angka yang menyirat usai, aku ingin engkau tau tentang ini. Bahwa ada yang rumit ada pula yang mudah. Ada yang jauh ada pula yang dekat. Ada yang ingin tapi tak mungkin. Ada yang harap tapi terlanjur jemu. Tetapi, itu adalah alur waktu. Memang demikin sulitnya, demikian resahnya. Namun di ujung hari di tahun ini kita akan menutup langkah panjang 2023 dibawah langit kota yang sama dan diatas tanah yang sama pula. Ini kali pertama kita melakukannya setelah sekian lama kita bersama. Panjang cerita yang sudah kita rangkai, bahkan beberapa patah yang kecilpun mewarnai perjalanan cerita itu. Tahun ini memang berat, berat sekali. Tetapi melihatmu hadir disini, di kota ini, menutup segala gundah, menepis segala resah. Terimakasih untuk cerita panjang di tahun 2023, terima kasih untuk hadir yang selalu pas, terima kasih untuk senyum yang tulus, terima kasih untuk semua hal yang telah dibagi antara kita. Engkau terlalu baik, hing...

Kolang Januari

Gambar
Tidak sesendu Januari di tahun yang lalu. Kali ini begitu beda. Panas, menyengat. Tapi tidak seberisik puisi Hujan di bulan Juni milik sang penyair hebat. Kita kadangkala lupa bahwa sesendu apapun hujan dan seterik apapun panas, kita hanya mampu menerima. Yah walau dengan beberap bait omelan ala mama-mama. Pagi kesekian di menjelang akhir Januari, hujan tidak lagi beringas. Angin tak lagi ribut. Dan rindu tak lagi semencekam kemarin. Beberapa potong ingin kini sukses mematahkan ragu. Tinggal tunggu waktu yang pas, begitu kira-kira kata si nona. Januari kolang, Walau tak se-syahdu puisi Joko Pinorbo, pun pula tak sesendu puisi Sapardi Djoko Damono. Percayalah ingin temu adalah doa sunyi di sepertiga malam yang selalu di tuturkan dengan jujur. Nona, perihal waktu yang pas adalah ukuran kesempatan yang sesungguhnya tak berujung. Jadi mari kita berhenti menghitung waktu, dan mulailah merangkai temu. Perihal apa yang akan terjadi dihari esok atau nanti, biar semesta yang menyelesaik...

Jika Rindu Bersuara

Gambar
Mungkin, natal akan bermakna ganda. Mungkin, hujan diakhir Desember tak akan benar-benar merusak. Jika saja, kau dan aku sedekat nadi. Tunggu, ini bukan sekedar prolog! Air yang jatuh dari langit, pohon yang tumbang di terpa angin, pun pula kabel listrik yang putus. Kaos kaki yang terus basah, genangan makin liar merajai asa, lalu lagu Holly Night menutup perjamuan singkat di 3/4 Desember. Desember tidak hanya tentang hujan, tidak hanya tentang kue kering, tidak hanya tentang pohon natal, apalagi hanya tentang lampu yang berwarna-warni sepanjang jalan. Desember bukan tentang itu saja! Ada hal yang lebih besar tenang Desember, dan itu tentang rindu yang bertuan. Mungkin akan terkesan alay, sudah berumur 1/4 abad tapi masih berkutat di kata rindu. Sorry, kadang kita secengeng itu. Desember harusnya tentang temu yang utuh. Sebab perjalanan panjang 365 hari sepekan lagi akan usai. Kau dan aku harusnya sudah mengurai temu. Kita harusnya sudah merancang sedari lama untuk mengatur temu...

Kau Harus Gila Untuk Mencintaiku

Gambar
  Nona, pagi di Kupang adalah sunyi. Deretan pasir dibibir pantai adalah keriuhan. Coba kau tengok, disudut paling sepi di kota ini, aku sedang berdiam menanti senyummu yang sendu, tawamu yang manis, dan candamu yang candu. Nona, Kupang adalah kota kecil yang penuh kasih. Orang-orang berlari untuk menjadi pengasih, berkejaran dengan matahari yang kadang tanpa malu nongol dengan senyum paling sempurna. Mereka berjuang menjadi juara, sedang aku berjuang untuk tetap bertahan mencintaimu. Sesederhana itu. Kau harus gila untuk mencintaiku. Segila orang oleng karena moke dari Flores. Bicara tanpa arah, dengan nada yang bahkan jauh lebih keras dari suara toa. Lalu perlahan kau juga harus meleleh seperti gula aer dari Sabu. Biar ombak dipantai Oesapa pukul jatuh itu tanggul, atau orang-orang berlari kejar sunset di panmuti. Kau tetap harus gila untuk mencintaiku.

Disudut Kota, Rindu Dikubur

Gambar
  Disudut ruang yang bernama sunyi, Tersimpan rapi beberapa keping kenangan. Menua disela-sela siungan nyamuk, Waktu perlahan mengantar pada titik. Dulu, seuntaian senar membunyikan nada, Pada kayu yang menciptakan melodi, Dan pada kertas yang menuliskan lirik. Kini, sehelai benangpun terasa kuat mengikat. Setumpuk pilu pada kenang perlahan terkesan ambigu. Berputar pada kelamnya rima, Hingga berhenti pada spasi yang bukan akhir. Dan terakhir, Pada jiwa yang meramu temu, Anda bahkan sepakat bahwa dibatas kota, Kita akan mengubur rindu. Kupang, 30 Januari 2022 Kevhin Marden

Rumah Kita Memang Beda

Gambar
  Impianmu adalah wanita berjilbab. Sementara impianku adalah dia yang direstui ayah bunda. Sayang, aku tidak mungkin menjadi wanita impianmu. Aku tidak akan mengubah diriku untukmu, karena aku sangat mencintai Tuhanku. Dia yang disalib untukku. Jikapun aku memutuskan berubah sebelum direstui ayah bundaku pasti akan terluka lebih dulu. Apa katamu? Biar aku saja yang mengganti wanita impianmu? Bagaimana? Rumahku adalah Gereja. Rumahmu adalah Masjid. Mungkin kita bisa memilih beberapa opsi, tetapi kita tidak bisa tinggal di dua rumah yang berbeda jika kita telah dipersatukan. Jika dua rumah dilebur menjadi satu, akan ada yang harus dikorbankan. Dan tepat dititik itupula aku tak mau menjadi korban. Atau seperti ini? Dalam Alkitab ada tertulis. Laki-laki akan meninggalkan rumahnya dan bersatu dengan istrinya. Tetapi jika meninggalkan rumahmu artinya meninggalkan Tuhanmu. Sayang aku tidak ingin menyakitimu. Aku juga tidak ingin kau menyakiti orang-orang yang kau cintai dan menci...