Disudut Kota, Rindu Dikubur

 

Disudut ruang yang bernama sunyi,
Tersimpan rapi beberapa keping kenangan.
Menua disela-sela siungan nyamuk,
Waktu perlahan mengantar pada titik.


Dulu, seuntaian senar membunyikan nada,
Pada kayu yang menciptakan melodi,
Dan pada kertas yang menuliskan lirik.

Kini, sehelai benangpun terasa kuat mengikat.
Setumpuk pilu pada kenang perlahan terkesan ambigu.
Berputar pada kelamnya rima,
Hingga berhenti pada spasi yang bukan akhir.

Dan terakhir,
Pada jiwa yang meramu temu,
Anda bahkan sepakat bahwa dibatas kota,
Kita akan mengubur rindu.

Kupang, 30 Januari 2022
Kevhin Marden


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Enu Manggarai yang Cantiknya Luar Biasa.

CERITA MAHASISWA SEMESTER AKHIR

Teliga Rindu Untukmu Yang Kusapa Ayah