Mengenang Lalu Menggenang

Barangkali kita perlu menoleh kebelakang,
Memotret kembali setiap kenang,
Lalu menulis naskah diatas karang.
Ia..itu pekerjaan mengenang dan wajar jika kau menolak.
Tapi, bukankah kita perlu menengok?
Adakalanya suara liar dibibir batas kenang lebih jujur ketimbang suara manis diatas ranjang.
Terasa menyakitkan, terasa membosankan dan terasa-terasa yang lain adalah ungkapan yang akan keluar dari bibir yang manis.
Lupakah kita bahwa hal yang terasa menyakitkan itu adalah awal yang baik untuk kita dalami?
Yang kau tolak adalah mengenang,
Yang aku inginkan adalah sikap keharusan darimu.
Akh, aku tidak sedang memaksa,
Aku ingin kau merasa.
Aku tidak bermaksud mempersulitmu,
Pun tidak bermaksud menuduhmu.
Ayolah sesekali tengok kebelakang,
Sebab ada bayangku dibalik punggungmu.
Kupang, 09 Juli 2020.
Kevhin Marden

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Enu Manggarai yang Cantiknya Luar Biasa.

CERITA MAHASISWA SEMESTER AKHIR

Teliga Rindu Untukmu Yang Kusapa Ayah