Tawa mu adalah masalah atas rinduku.
Sekian lama sudah kita tak lagi bersua, tawamu selalu menjadi candu dalam rinduku. Deringan ponsel tanda panggilan masuk darimu tak lagi menyapa kalbu. Sesak dan sakit ketika tawamu tak lagi menjadi teman untuk rinduku. Kau pergi bersama tawamu dan aku terdiam bersama gelisahku.
Syair rindu dalam racikan kopi tak lagi mampu menyapa kalbu. Kopiku hambar, hati ku kian kacau. Kepada siapakah tawamu bersanding?. Ada satu pintaku untukmu "jangan biarkan tawa itu di rampas orang, sebab aku tak merelakan".
Tawamu adalah masalah atas rinduku.
Mengenang setiap detik kedekatan kita, membuat jantungku terus berontak. Aku yang sangat menginginkanmu, kau tepis dengan ego segala perkara rindu. Kau hancurkan segala rasa yang selama ini aku titipkan, kau buang segala kenangan yang selama ini kita rajut. Aku terhempas lalu kau tertawa. Aku yang memperjuangkan mu sekencang-kencangnya aku berlari, menahan dan menepis segala kegalauan. Tapi kau membalas nya dengan campakan yang menyakitkan. Lalu aku tersungkur setengah mati. Tawamu selalu menjadi masalah atas rindu ku yang berkepanjangan.
Kevhin Marden ( Kupang, 25/03/2019)
Syair rindu dalam racikan kopi tak lagi mampu menyapa kalbu. Kopiku hambar, hati ku kian kacau. Kepada siapakah tawamu bersanding?. Ada satu pintaku untukmu "jangan biarkan tawa itu di rampas orang, sebab aku tak merelakan".
Tawamu adalah masalah atas rinduku.
Mengenang setiap detik kedekatan kita, membuat jantungku terus berontak. Aku yang sangat menginginkanmu, kau tepis dengan ego segala perkara rindu. Kau hancurkan segala rasa yang selama ini aku titipkan, kau buang segala kenangan yang selama ini kita rajut. Aku terhempas lalu kau tertawa. Aku yang memperjuangkan mu sekencang-kencangnya aku berlari, menahan dan menepis segala kegalauan. Tapi kau membalas nya dengan campakan yang menyakitkan. Lalu aku tersungkur setengah mati. Tawamu selalu menjadi masalah atas rindu ku yang berkepanjangan.
Kevhin Marden ( Kupang, 25/03/2019)

Komentar
Posting Komentar