Karena kau objek tunggal untuk di kisahkan
Rebus gang koneta,
Aku memang bukan orang yang baik, bukan orang yang selalu ada disaat kamu butuh. Dan satu hal lagi, aku bukan seorang yang bisa kau andal kan. Tapi kau perlu tahu, bahwa aku orang yang selalu mengagumimu. Yah mungkin juga orang yang selalu menginginkanmu datang. Walau aku tahu, kau tak menginginkanku.
Desember 2018, sepenggal nama Rebus selalu menjadi objek tunggal untuk dikisahkan. Dan tentu nya selalu menjadi objek untuk dirindu kan. Entahlah kenapa harus kamu. Cieecieeee....
Rebus gang koneta,
Maaf jika salam ku kali ini mengusik hari mu. Aku tak lagi memintamu untuk kembali datang. Aku hanya ingin menuliskan rindu lalu melepaskan rindu itu seiring hujan yang terus menggenangi kota ini. Ah hujan tahun ini memang tak asik. Tapi ini cukup selaras dengan isi rinduku. Sama-sama tergenang dan sama-sama tak asik. Seperti nya alam memang mengerti. Dureng Kupang i. Hahaha
Awal perjumpaan kita memang tak berkesan, tapi alur cerita nya sungguh berkesan. Kamu sukses. Kenapa?. Karena aku selalu merindukanmu. Pelukkk ko. Hahah.
Sepersekian bulan sudah berlalu, bayangan semu tentangmu selalu mengganggu. Ini hal sederhana yang tak biasa. Aku mau pergi, tapi tak bisa. Karena rinduku masih tertinggal di bibir gelas terakhir kopimu. Kenapa di gelas kopi?. Karena sajian kopi mu terlalu nikmat. Ah aku ingin memesan paket komplit (kau dan gelas kopimu). Hahahha mese ngoeng ii.
Sebuah perjumpaan yang tak akan terlupakan, ada sebuah kata dari jutaan kosakata dan rimba kalimat. Begitu sederhana adanya, dari dalam nya memancarkan ungkapan hati yang tulus. Aku tak pandai mengungkapkan nya dalam aksi nyata, tapi aku memparafrasekannya dalam satu ungkapan "ingin". Yah hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku menginginkanmu. Kenapa? Karena kamu istimewa. Kesadaran yang datang kemudian itu adalah penyesalan. Aku menyesal karena pernah salah menganggapmu. Awal nya aku pikir kamu itu biasa, tapi ternyata tidak. Kamu beda. Hahah songet na.
Rebus gang koneta,
Sayup sajak mungkin akan terdengar basi, syair rindu mungkin akan terlihat kaku. Tapi tulisan ber aksara tak akan membosankan. Berdeskripsi tentang anggunmu tak akan bisa aku selesaikan dalam sebulan, setahun atau pun se dekade. Aku perlu banyak waktu. Penyesalan yang datang lebih awal itu adalah kesadaran. Andai saja kemarin aku begitu menyadari maksud hadirmu, pasti semua tak akan lagi se kaku ini. Yah aku salah. Tapi bukan berarti bodoh kan?.
Hari ini aku menulis, menyunting kata lalu memotret layaknya seorang kuli tinta yang hebat. Mengimajinasikan tentang indahmu dan tentang candu kopi mu. Aku hanya menulisnya.
Kevhin Marden (Kupang, 08/01/2019)
Komentar
Posting Komentar