Apa kabar politik negriku

Dua dekade sudah era reformasi mewarnai kehidupan negri ini. Demokrasi terus tumbuh dalam bingkai politik partai. Rakyat menjadi raja itulah cita-cita demokrasi kita. Hati rakyat diperebutkan dengan janji. Masa kepemimpinan 5 tahunan, menjadi momen menarik untuk ajang pesta demokrasi. Mereka yang dianggap mampu membawa negri ini ke arah yang kata nya lebih baik mulai menunjukkan taji nya. Janji manis mulai di utarakan oleh para jargon politisi, tercapai nya cita-cita bangsa itulah ungkapan cinta mereka. Rakyat kecil di dekat lalu di dekap, namun hanya sesaat Sebelum akhirnya ditendang. Baliho dari si politisi seakan menjadi umbul-umbul menuju gang kecil di desa. Semua seakan peduli dengan penderitaan rakyat kecil.
Tahun 2019 ini, pesta demokrasi mulai bersensasi. Calon wakil rakyat, hingga calon pemimpin nomor 1 di negri ini ikut meramaikan. Pesta demokrasi katanya pesta rakyat,  generasi milenial tak mau kalah untuk ikut meramaikan pesta ini. Kali ini, saya lebih tertarik untuk berbicara mengenai calon orang nomor 1 di negri ini. Si calon petahana ( Jokowi-Ma'aruf) dan non petahana (Prabowo-Sandi), ke empat figur ini adalah putra terbaik di negri ini. Janji politik dari setiap kandidat adalah senjata ampuh untuk merebut hati rakyat. Retorika-retorika serta skenario untuk kemenangan mulai di peragakan. Beragam kabar tentang perjalanan kandidat menggugah hasrat untuk ikut menyelidik.
Apakah cita-cita demokrasi masih mereka junjungi?. Kita tidak bisa menjawab. Banyak kekacauan di dalam negri, Indonesia yang katanya negara dengan rakyat yang ber toleransi kini mulai membelok haluan. Torelansi menuju intoleran. Isu SARA menjadi adonan yang siap dipakai untuk meracik kue kemenangan dari para kandidat. Haruskah cita-cita leluhur ku di abaikan?. Kini negri ku bagai kapal tua yang enggan bergerak maju.
 Di tangan sang petahana, pembangunan infrastruktur terus di gencarkan, ada rasa optimisme untuk maju. Namun tak sedikit pula yang menganggap pesimis. Dihadapan sang non petahana, pembangunan negri diracik dengan cara lain. Banyak kritikan yang di lontarkan oleh sang non petahana terhadap hasil kerja sang petahana. Siapakah yang harus aku pilih?.  Negri ku kemanakah arahmu berlayar?. Apa kabar politik negri ku?. Aku cinta negri ku, aku cinta cita-cita negriku.

Kevhin Marden (Kupang, 15/01/2019)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Enu Manggarai yang Cantiknya Luar Biasa.

CERITA MAHASISWA SEMESTER AKHIR

Teliga Rindu Untukmu Yang Kusapa Ayah