Natal yg hampa

Gelora natal di hati anak rantau.
Memasuki bulan terakhir di tahun ini, seperti nya membuatku semakin rindu dgn rumah. Rindu rumah dgn sejuta isi nya. Tawa dan canda dari bapa dn mama adalah hal yang paling berkesan untuk dingat dalam memori. Ah mama aku ingin pulang ke rumah, walah hanya  sebentar, karena aku ingin menikmati hal-hal indah itu.
Desember di tahun ini, alunan bunyi krik-kruk-krik-kruk mewarnai awal masa adven. Kompor2 dan oven pemanas sudah mulai menunjukkan taji nya utk mempersiapkan hidangan kue di perayaan natal nanti. Umbul2 dan lampion natal pun tak mau kalah. Semua bergegas utk mewarnai perayaan natal. Sorak sorai lagu natal mulai terdengar dr setiap rumah, kandang natal dgn konsep ala sederhana membuat perayaan natal nanti lbih bersensasi.
Meriam bambu adalah senjata pamungkas dari si cilik untk ikut meramaikan perayaan natal.
Botol sopi menjadi teman kencan para pemuda untuk mewarnai kumpul bersama menyambut natal. Dan tentu nya hal ini bisa didapatkan ketika kita masih dirumah (kampung halaman).
Disini, ditanah rantauan ini kita tak lagi menemukan hal romantis seperti itu. Disini kita hanya bisa berteman dgn sapa yg sekilas, bertemu yg hanya sebentar dan yg abadi hanyalah sepi. Tak ada daftar kue yg akan dicicipi, tak ada daftar menu yg siap disantap, dan tentu nya tak ada daftar belanja pakaian baru. Disini semua serba hampa, tak ada keseruan dalam menyambut natal, yang ada justru kerisauan. Selamat datang direalita yg sungguh tak asik. Semoga ini tak perlu terlalu lama, karna kehampaan itu rumit. dan selamat natal untuk kita para perantau.

  Kevin Marden

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Enu Manggarai yang Cantiknya Luar Biasa.

CERITA MAHASISWA SEMESTER AKHIR

Teliga Rindu Untukmu Yang Kusapa Ayah