Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Hanya kabut dan bukan hujan

Gambar
Maaf...karena aku sering mengganggumu Maaf..karena aku pernah menahanmu tuk tetap bersamaku Yang meski aku tau...bahwa kau ingin pergi. Terhirup aroma rindu dari secangkir kopi. Akan nikmatnya kisah yang akan segera usai. Ada cerita dibalik secangkir kopi Yang aku pastikan pernah kau suguhkan. Kutatap kopi tak lagi seindah kemarin. Nikmatnya pun tak lagi Senikmat kemarin. Apakah kopi itu telah jatuh ke pelukan yang lain? Aku harap tidak... Maaf...karena aku masih menginginkanmu. Tolong...jangan pergi. Maaf...jika hadirku pernah membuatmu sesak kesal. Dan maaf juga..karena aku sering ingin tahu kabarmu. Maaf...karena Agustus kali ini Harus di awali dengan kabut dan bukan hujan. Ini belum usai. Karena aku masih rindu.. Bukan hanya sekali...tapi sering. Tolong camkan itu. (Kevhin Marden)

Politik tanpa mahar itu hambar

Gambar
Politik tanpa mahar itu hambar. Beberapa hari belakangan publik Indonesia seperti dikejutkan oleh pendeklarasian capres dan cawapres. Memang dalam hal pertarungan politik selalu menimbulkan banyak tanya dan juga spekulasi. Muncul banyaknya asumsi gamblang dari masyarakat yang entah karena paham ataupun tidak mengenai strategi politik dari masing2 kandidat. Kali ini, saya merasa lebih tertarik untuk membahas mengenai cawapres dari ke 2 kubu tersebut. Kenapa hanya bahas cawapres?. Karena capres nya sdah diketahui jauh sebelum deklarasi politik nya. Hal yang pertama, saya ingin berasumsi mengenai cawapres dari pak Jokowi. Pak KH Ma'ruf Amin, yang mana beliau diusianya yang tak lagi tua melainkan sudah menuju pada usia senja, tapi masih di percayakan untuk mendampingi pak Jokowi dalam pertarungan pilpres 2019. Apakah beliau nantinya mampu mengemban tugas sebagai wakil presiden jika nanti nya terpilih?. Atau justru ini hanya permainan politik koalisi Indonesia kerja untuk menghindari...