Xaverian...dalam kepemimpinan Rm. Martin
SMAK St. FRANSISKUS DARI SISI PEMIMPINNYA (Kevhin Marden)
SMAK St. Fransiskus Xaverius adalah satu dari beberapa SMA swasta yang ada di Manggarai, yang cukup di kenal oleh sebagian atau bahkan seluruh masyarakat Manggarai tentang sepak terjang lembaga pendidikan ini.
SMAK St. Fransiskus Xaverius sebuah lembaga pendidikan yang berada lansung dibawah naungan yayasan SUKMA. Atau yang biasa orang Manggarai menyebut lembaga pendidikan ini dengan istilah “Sekolah Misi”. Yang dalam pemahaman mereka adalah bahwa setiap out-put dari lembaga pendidikan ini pastilah out-put yang berkarakter baik dan yang berilmu pengetahuan yang tak perlu diragukan lagi. Hal ini bisa dibenarkan saja jika dilihat sistem pendidikannya. Tetapi satu hal yang belum diketahui masyarakat tentang bagaimana tipikal dari pemimpin di lembaga pendidikan ini.
Menilik tipe kepala atau pemimpin di SMAK ini bukanlah sesuatu hal yang muluk-muluk untuk saya deskripsikan. Banyak prestasi yang sudah pernah di raih oleh lembaga pendidikan ini, baik prestasi dalam bidang ekstrakurikulir maupun non-kurikuler semua nya tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang di buat oleh pemimpinnya. Yang dalam hal ini adalah Rm. Martin William,Pr,.S.Fil. Beliau mengemban tugas sebagai kepala SMAK ini tidak serta merta hanya sebagai pemimpin asal pemimpin, tetapi beliau begitu menunjukkan bagiamana integritas dari seorang pemimpin lembaga pendidikan itu yang sejatinya.
Rm. Martin William, Pr. S.Fil, adalah seorang imam projo yang pernah mengabdi sebagai tenaga pengajar di seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat. Beliau kami kenal sebagai figur seorang pemimpin yang kejam. Betapa tidak, hal ini kami lihat dari keseharian beliau yang selalu menggenggam sepotong selang berwarna biru sebagai teman kencannya untuk membentuk kepribadian kami yang berintregitas. Sejatinya hal ini memang benar-benar mengganggu kesejukan alam tanah nuca lale, jika melihat sepotong selang yang beliau selalu menggenggamnya. Tapi, hal itulah yang menjadi part terpenting yang tak bisa dilupakan ketika segera meninggalkan lembaga ini. Rindu. Mungkin kata itu yang pas untuk menggambarkan rasa ini.
Drum-Band dan Orkestra SMAK ini merupakan sesuatu perpaduan seni yang menggambarkan betapa indahnya lembaga pendidikan yang ada di tanah Nuca Lale. Dentuman drum dan nada kolintang seakan menjadi suatu gelombang bunyi dengan frekuensi yang memanjakan pendengaran para penikmat seni tanah Nuca Lale.
SMAK St. Fransiskus Xaverius yang merupakan suatu lembaga pendidikan yang memperoleh pencapaian positif pada hasil UNBK tahun 2017 ini menjadi sebuah momentum yang menarik untuk menanyakan bagaimanakah pola belajar yang ada di lembaga pendidikan ini. Apakah hanya sekedar mempelajari ilmu Matematika ala Pak Mirr, ataukah gaya ceramah mata pelajaran Bahasa Indonesia ala Ibu Onsi? Pencapaian positif itu tidak serta merta karena kerja keras guru-guru saja, tetapi sang Headmaster pun punya andil besar untuk pencapaian tersebut. Terima kasih Rm. Martin William.
Kupang, 3 Desember 2017.
(Mengenang 30 tahun kiprah SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng di tanah Nuca Lale).
Komentar
Posting Komentar