Kau Harus Gila Untuk Mencintaiku
Nona, pagi di Kupang adalah sunyi. Deretan pasir dibibir pantai adalah keriuhan. Coba kau tengok, disudut paling sepi di kota ini, aku sedang berdiam menanti senyummu yang sendu, tawamu yang manis, dan candamu yang candu. Nona, Kupang adalah kota kecil yang penuh kasih. Orang-orang berlari untuk menjadi pengasih, berkejaran dengan matahari yang kadang tanpa malu nongol dengan senyum paling sempurna. Mereka berjuang menjadi juara, sedang aku berjuang untuk tetap bertahan mencintaimu. Sesederhana itu. Kau harus gila untuk mencintaiku. Segila orang oleng karena moke dari Flores. Bicara tanpa arah, dengan nada yang bahkan jauh lebih keras dari suara toa. Lalu perlahan kau juga harus meleleh seperti gula aer dari Sabu. Biar ombak dipantai Oesapa pukul jatuh itu tanggul, atau orang-orang berlari kejar sunset di panmuti. Kau tetap harus gila untuk mencintaiku.